Membaca Itu Percakapan Diam-diam Dengan Orang-orang Hebat

Membaca membuka ruang dialog tanpa batas waktu. Setiap kali membuka buku, kita sebenarnya sedang duduk bersama para pemikir, penulis, filsuf, dan pelaku sejarah dari masa lalu hingga kini. Mereka berbicara kepada kita melalui kata-kata yang telah mereka susun, dan kita menyimaknya dalam keheningan, merenungkan setiap gagasan yang disampaikan. Dalam keheningan itulah terjadi percakapan yang paling mendalam—bukan dengan suara, tapi dengan makna.

Buku memungkinkan kita belajar langsung dari orang-orang yang mungkin tak pernah kita temui, bahkan yang telah lama tiada. Kita diajak memahami cara mereka memandang hidup, mengurai masalah, dan menggagas masa depan. Membaca menjadikan kita pewaris pemikiran besar tanpa harus menjadi bagian dari zamannya. Maka, membaca bukan sekadar aktivitas pribadi, melainkan pertemuan batin yang memperkaya pikiran dan memperluas cakrawala.

Percakapan diam-diam ini membuat kita tumbuh. Ia membentuk cara berpikir, mengasah kepekaan, dan menyuntikkan keberanian untuk bertanya. Semakin sering kita membaca, semakin banyak tokoh hebat yang diam-diam menyumbang pada pembentukan jati diri kita. Di sanalah kekuatan membaca: tak terlihat, tapi terasa; tak terdengar, tapi membentuk.

Posting Komentar

0 Komentar